Kamis, 02 April 2009

Limbah TPA Rugikan Petani Tambak

Kota Pasuruan dan Probolinggo Menyambut Penilaian Adipura
Blusukan ke Tempat Bernilai Minus


PASURUAN - Penilaian Adipura tahap kedua membuat Kota Pasuruan sibuk. Kemarin (31/3), Wali Kota Pasuruan Aminurrokhman blusukan ke beberapa tempat yang mendapat nilai minus pada penilaian tahap pertama. Antara lain, tempat pembuangan akhir (TPA) Blandongan dan Pasar Besar.

Tidak sendirian, selama blusukan Aminurrokhman ditemani beberapa pejabat pemkot yang terkait langsung dengan penilaian itu. "Persiapan kota menyambut kehadiran tim penilaian Adipura sudah sangat mepet. Karena pada Maret hingga April nanti, penilaian tahap kedua sudah dimulai," tukasnya.

Sebagaimana diberitakan Radar Bromo, nilai Adipura tahap pertama untuk kota belum terlalu memuaskan. Ada beberapa tempat yang menyumbang nilai minus, antara lain, TPA Blandongan dan Pasar Besar. Namun, tidak sedikit juga tempat-tempat yang mendapat nilai lumayan bagus.

Begitu sampai di TPA, Aminurrokhman langsung meninjau tempat penampungan limbah rumah tangga yang volumenya terus bertambah. Dia pun memberikan saran singkat. "Jangan sampai tumpukan sampah menggunung dan tidak diperhatikan proses pengolahannya," ujarnya.

Beruntung, saat meninjau penampungan limbah rumah tangga itu, dia tidak menjumpai volume sampah yang berlebihan. Menurut salah satu petugas TPA, cuaca panas beberapa hari terakhir cukup membantu proses pengolahan sampah. Baik pembakaran, maupun composting (pembuatan kompos).

Namun, Aminurrokhman tidak hanya puas mendengarkan penjelasan petugas tersebut. Karena itu, dia mengamati langsung proses pengolahan sampah yang dilakukan di TPA. Mulai proses pemilahan sampai tahapan pembuatan kompos.

Setelah mendatangi TPA, Aminurrohkman blusukan ke Pasar Besar. Kebetulan, pengolahan sampah di Pasar Besar mendapat sorotan serius dari tim penilaian Adipura. Aminurrokhman pun mengingatkan pedagang secara langsung untuk ikut memperhatikan kebersihan di lingkungan pasar.

"Dijaga ya Bu kebersihannya. Jangan sampai gara-gara pasar kotor, nilai kebersihan untuk kota kita jadi kurang," pinta Aminurrokhman di depan kerumunan pedagang yang menyambut kedatangannya dengan hangat. Pedagang pun menjawab permintaan itu dengan anggukan kepala.

Sementara Kuncoro staf Diskoperindag kota yang membawahi pasar mengatakan, para pedagang harus diberi kesadaran untuk menjaga kebersihan lingkungan sekitar. "Jangan menunggu sampah sampai menumpuk dan menyebar ke mana-mana, baru dibuang," ungkapnya. (via/hn)

Kamis, 26 Maret 2009

CALEG PPPI KABUPATEN PASURUAN JADI TERSANGKA

Tetap Yakin Masih Bisa Meraih Simpati

Perjuangan Dahniar Anisa, 30, menuju gedung DPRD Kabupaten Pasuruan melalui Pemilu, April mendatang, bisa jadi bubrah. Calon legislatif (caleg) dari Partai Pekerja dan Pengusaha Indonesia (PPPI) itu kini harus mendekam dalam sel karena disangka melakukan penipuan pembuatan SIM kolektif.

FANDI ARMANTO, Pasuruan

---

GEMBOK sel Mapolres Pasuruan baru saja dibuka petugas Samapta. Dari dalam sel, keluarlah Anis (panggilan akrab Dahniar Anisa). Wanita itu dikeluarkan karena penyidik perlu sekali lagi menayakan beberapa hal terkait kasusnya. Begitu keluar, Anis cepat-cepat berlari menuju ruang kanit idik II.

Tapi, upayanya menghindari wartawan, tak berhasil. Wanita asal Desa Oro-Oro Ombo, Kecamatan Rembang yang dikenal sebagai aktivis buruh itu terlihat memerah mukanya. Air mukanya seperti kebingungan. Sesekali ia menjawab sekenanya pertanyaan wartawan. Sesekali ia berjalan mondar-mandir.

"Wis ta lah (sudahlah) Mas. Saya ini tidak salah. Wong hakim saja belum memutuskan. Kalau saya sudah diputus, itu baru namanya bersalah," katanya sambil berpura-pura meminjam ponsel milik Aiptu Sugeng Prayitno.

Ya, Anis yang seorang caleg asal PPPI kini memang harus mendekam dalam sel. Ia disangka melakukan penipuan terhadap sekitar 118 warga desanya sendiri. Anis menjanjikan bisa membantu mengurus surat izin mengemudi (SIM) C secara kolektif.

Lalu, 118 warga itu ikut dan membayar kepada Anis pada Maret-April 2008 lalu. Tapi, SIM C tak kunjung jadi. Ada duit sekitar Rp 15 juta milik para korban yang dipegang Anis. Dalam kasus ini Anis telah ditetapkan menjadi tersangka.

Ketika ditanya kenapa sampai tega menipu, Anis menjawab kalau sebenarnya tidak menipu. Ia menyatakan siap mengembalikan uang sebesar Rp 15 juta 2 ratus ribu itu. "Marine (setelah) pemilu tak kembalikan kok, Mas. Saya tahu itu uang warga," ucapnya.

Ia pun mengaku uang sebesar itu sebagian ada yang digunakan untuk dana kampanye. Namun ia tidak menyebutkan detail berapa jumlah yang digunakannya. Sisanya, juga ada yang digunakan untuk kepentingan pribadi.

Apa dana itu untuk pesan baliho atau poster dirinya? "Ya terserah saya kan. Yang jelas uang itu bukan untuk bikin baliho. Buat apa saya bikin baliho. Masuk di koran seperti ini, juga membuat saya terkenal kok. Bahkan sampai nasional," ucapnya sinis.

Wanita kelahiran Surabaya tersebut hanya mengaku memang sekitar Maret tahun lalu dirinya pernah menjanjikan warga Desa Oro-oro Ombo untuk membuatkan SIM C. Setiap satu warga ia tarik sebesar Rp 135 ribu. Namun ketika uang terkumpul. kata Anis, dirinya langsung menyuruh koordinator untuk pergi menuju kantor pembuatan SIM. "Saya itu sudah bertemu kanit SIM. Tapi prosesnya memang memakan waktu dan memang belum saya urus," kilah Anis.

Namun apa yang dikatakan Anis berbeda dengan penjelasan Kasatreskrim Polres Pasuruan AKP Samsul Arifin. Kasat menjelaskan, Anis bahkan tidak pernah membuat perjanjian dengan Kanit SIM Aiptu Sulistyo yang kini menjadi Kaposlantas Purwosari.

Tak salah jika Anis kemudian dikejar-kejar warga yang dijanjikan dibuatkan SIM. Sampai kemudian kasus itu ditangani polisi. Anis dipanggil untuk dimintai keterangan sampai tiga kali, tapi tak pernah memenuhinya.

Kenapa Anis tidak mengindahkan panggilan polisi ? "Saya itu kan sibuk. Saya juga tidak tahu kalau ada surat panggilan. Tapi saya itu tidak berniat lari. Wong teman di kepolisian saya saja banyak," katanya.

Di kalangan wartawan, Anis memang sudah familiar. Ia hampir selalu muncul ketika terjadi aksi unjuk rasa buruh. Dia kerap terlihat berada di barisan terdepan unjuk rasa, termasuk menjadi orator.

Walau kini berada dalam tahanan, Anis tidak surut niat menjadi anggota dewan. Bahkan ia tidak takut namanya cacat akibat ulahnya itu. Menurutnya semua masyarakat tidak akan menilainya buruk walau polisi menahannya. "Kan tidak semua orang menilai saya ini buruk. Lagi pula perbuatan saya ini kan tidak melanggar hukum. Soalnya belum diputus hakim," katanya dengan enteng.

Apakah tidak takut akan mempengaruhi pertarungan suara di dapil IV tempatnya bertarung dalam pemilu nanti? "Ngapain takut? Masalah ini kan bisa saja dialami setiap orang. Toh meski saya tidak bisa berkampanye, saya punya tim sukses. Mereka yang akan bertugas mencari simpatisan saya. Tim sukses itu juga sudah saya bayar," katanya.

Kalau terpilih nanti, masih kata Anis, dirinya pasti tetap akan bersyukur. Ia menilai saat ini bukanlah hasil final sebelum penghitungan suara dimulai. Kalaupun dia menang, Anis berjanji akan tetap pada visi-misi sesuai yang ada di partainya.

Akhirnya dengan langkah gontai Anis seusai diperiksa Brigadir Candra, kembali ke selnya. Wanita tersebut masih bisa mengucapkan salam ke wartawan. (yud)

<Sumber : Radar Bromo online

200 HA LAHAN SAWAH KECAMATAN BUGUL KIDUL SULIT IRIGASI

500 Petani Sering Gagal Panen
200 Hektare Lahan Mereka Sulit Irigasi

PASURUAN - Sejumlah 500 petani di empat kelurahan Kota Pasuruan mendatangi kantor pemkot siang kemarin. Mereka menuntut pemkot memberi perhatian pada buruknya urusan irigasi yang sering mengakibatkan panen tak menentu.

"Sudah beberapa tahun ini, kami kerap gagal panen. Saat musim kemarau sawah sulit dapat air. Tapi saat penghujan, justru sering kebanjiran," ungkap wakil ketua kelompok tani, Bashori.

Bashori mengadukan permasalahan itu kepada staf ahli bidang perekonomian Siti Nurjannah. Bersama Bashori, ada juga Hariyanto, Ketua Gabungan Perkumpulan Petani Pengguna Air (GP3A).

Keduanya berusaha mengungkapkan fakta tentang ratusan hektare sawah di wilayah kota yang tidak bisa dialiri air dengan baik. "Terus terang, sering kesulitan mengkomunikasikan masalah ini. Sebab, untuk mengaliri sawah kami, masih tergantung dengan aliran air dari wilayah Kabupaten Pasuruan," ungkap Bashori lagi.

Bashori mengutarakan, nasib pengairan sawah mereka bergantung pada welas asih juru pengatur air yang menguasai aliran air di sepanjang Sungai Petung.

Sebelum masa otonomi daerah lalu, mereka masih bisa lancar menyampaikan keinginannya mendapat aliran air yang cukup. Tapi sekarang ini, komunikasi itu dirasakan mandeg, karena teknisnya jadi lebih rumit.

Hariyanto, dari GP3A mengungkapkan, masalah itu sekarang sudah harus ditangani antar daerah. Mereka berharap ada perhatian pemkot, khususnya dinas terkait untuk membicarakan masalah tersebut.

"Jika selamanya begini, sampai kapan pun tidak akan ada pengairan yang dibutuhkan untuk sawah-sawah kami," tegasnya lagi.

Menurut Hariyanto, saat ini ada sekitar 200 hektare sawah yang terimbas mekanisme pengairan yang tidak teratur tersebut. Di antaranya tersebar di Kelurahan Bugul Kidul, Bugul Lor, Kepel, dan Tapaan. Semuanya masuk wilayah kecamatan Bugul Kidul.

Dari sekitar 200 hektare sawah yang ada, ada sekitar 500 petani yang mengalami masalah tersebut. Sekarang ini, menurut Hariyanto, petani sudah tidak tahu lagi harus mengadukan masalah mereka ke mana.

Atas pengaduan tersebut, Siti Nurjannah yang kemarin didampingi Kepala Dinas Pertanian dan Peternakan Asep Suryatna berusaha merespons. Mereka tampak mencatat beberapa poin yang dianggap sebagai sumber masalah kalangan petani.

"Ini akan menjadi catatan penting untuk segera ditindaklanjuti. Sebab, menyangkut masa depan nasib ratusan petani," ujar Siti Nurjannah.

Wajah mantan asisten II Pemkot Pasuruan itu tampak prihatin. Apalagi waktu mendengar keluhan petani tentang betapa seringnya mereka mengalami gagal panen. Apalagi di saat musim kemarau, mereka tidak pernah menerima informasi tentang rencana penutupan aliran air.

Namun, staf ahli bidang ekonomi ini berjanji masih akan melakukan kroscek ke lapangan untuk bisa mengetahui detail permasalahannya. (via/nyo)
(Sumber: http://www.jawapos.co.id)

Rabu, 25 Maret 2009

DIPILIH UNTUK MELAYANI




4 POIN GAGASAN REALISTIS PMB
Kampanye PMB tidak dengan obral janji, money politics (baca: suap-menyuap), tetapi dengan gagasan nyata, yang insya’Allah akan memberikan pemikiran dan pencerahan ideal serta aksi nyata untuk Kota Pasuruan lebih baik, bersih, aman, dan sejahtera.

Pertama: “Sumbangan Pemikiran RaPerda Miras”. Sebagai upaya dini untuk menghapus titik pangkal dan memutus mata rantai kemaksiatan publik. Tulisan Lengkap di :
http://www.pmbpasuruankota.blogspot.com

Kedua : “Saatnya Kota Pasuruan Punya Perpustakaan Pendidikan Berbasis IT”. Sebagai ikhtiar optimal menciptakan generasi tangguh menuju Kota Pasuruan go Internasional. (Buletin Suara PMB No. 9/Maret 2009).

Ketiga : ”Saatnya Kota Pasuruan Punya Kampung Cyber”. Pilot Project ini diharapkan dapat meningkatkan kinerja e-government , antar Satuan Kerja Pemerintah Daerah, Kecamatan dan Kelurahan, serta DPRD Kota Pasuruan. Plus layanan masyarakat seperti kepada gakin, dll. akan lebih maksimal. Warga pun dapat peroleh informasi dan berkomunikasi lewat internet. (Buletin Suara PMB No.8/Februari 2009).

Keempat : Proaktif dengan Undang-Undang Persampahan(UUP) No.18, Tahun 2008, yang mengamanatkan Tempat pembuangan akhir sampah (TPA) tidak boleh terbuka, tetapi dengan menggunakan system Sanitary & Control Land Field, sehingga pencemaran lingkungan, kesehatan, sosial dan keamanan dapat dihindari.

Selasa, 17 Maret 2009

Minggu, 08 Maret 2009

PERPUSTAKAAN BERBASIS TI

Saat ini kita telah memasuki abad informasi. Kemajuan suatu daerah, sering ditentukan seberapa jauh penguasaan warganya terutama generasi mudanya atas informasi yang kian kompleks dan canggih. Dengan kata lain, suatu daerah akan maju berubah ke arah yang lebih baik kalau sebagian besar warganya mampu menguasi informasi dan teknologi.

Informasi saat ini lebih banyak dalam bentuk tulisan dan gambar, tetapi bisa juga dalam bentuk audio visual bahkan dalam bentuk digital. Kesemua informasi itu kini bisa kita peroleh melalui internet. Dengan internet kita bisa men-search segala hal informasi, bahkan nyaris semua informasi.

Berdasarkan kenyataan tersebut di atas, kiranya tidak berlebihan apabila sebagian fungsi perpustakaan sebagai sistem dan sumber informasi kini telah
diambil alih oleh internet. Boleh jadi Perpustakaan yang berbasis TI adalah internet itu sendiri. Dan menjadi tugas Perpustakaan Pendidikan memberikan pengamanan terbaik bagi pengguna serta mengantisipasi agar dapat memanfaatkan internet di jalur yang benar.

Dengan demikian, Perpustakaan Pendidikan memiliki fungsi strategis untuk mendukung cita-cita pendidikan nasional, sebagaimana telah tercantum pada Undang-Undang Pendidikan Nasional No.20, Tahun 2003, Pasal 1(1) “Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar, agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara.”

Internet
Internet singkatan dari Interconnection Networking yang secara sederhana bisa diartikan sebagai a global network of computer networks.
Dewasa ini internet telah mengalami perkembangan yang luar biasa di berbagai penjuru dunia. Pengguna internet berlipat ganda dari hari ke hari seperti lompatan kuantum dalam jumlah. Kiranya saat ini internet telah menjadi primadona. Indonesia diperkirakan mencapai 60 juta pengguna pada tahun 2010 nanti.

World Wide Web (www) adalah salah satu fasilitas yang paling dominan yang bisa kita dapati di internet, karena www inilah yang memfasilitasi berbagai jasa internet yang bisa kita nikmati. www ini berisi link ke data lain, baik dalam bentuk website maupun antar website di seluruh dunia dengan menggunakan HTML (Hyper Text Markup Language). Adapun lokasi www ini ditunjukkan oleh URL (Uniform Resource Locators).

Setiap hari di dunia maya (cyber) lahir ratusan ribu situs-situs baru yang menyajikan berbagai hidangan dan jasa bagi para pengguna internet. Kita bisa mencari alamat situs-situs tersebut atau dengan menuliskan beberapa kata kunci saja pada mesin pencari (search engines) seperti Internet Explorer, Yahoo, Google, FireFox, Opera, Adobe AIR, dan yang terbaru Google Chrome.

Perpustakaan dan BSE
Perpustakaan adalah sebuah lembaga berisi sumber ilmu pengetahuan yang disusun dan diatur sedemikian rupa, sehingga para pengguna mudah menemukan informasi yang mereka perlukan.

Perpustakaan juga merupakan suatu sistem informasi yang berfungsi untuk menyimpan ilmu pengetahuan dan kebudayaan umat manusia, yang direkam dalam berbagai bentuk dokumen, serta mengaturnya sedemikian rupa sehingga informasi yang diperlukan dapat ditemukan kembali dengan cepat dan tepat.

Sebagaimana kita ketahui, di satu sisi globalisasi (internet) telah memicu kecenderungan pergeseran transformasi ilmu (pendidikan) tatap muka yang konvensional ke arah pendidikan yang lebih fleksibel, multidisipliner, dan dapat diakses oleh siapapun yang memerlukan. Dengan kata lain, internet telah dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan, bila digunakan secara bijak untuk pendidikan, yang pada akhirnya mempunyai arti yang sangat penting bagi kesejahteraan manusia pada umumnya.

Seperti adanya Jardiknas dan diluncurkannya Buku Sekolah Elektronik (BSE) pada 20 agustus 2008 merupakan pertanda Indonesia telah menyambut dan siap dengan era digital dibidang pendidikan atau e-education. (elektronika pendidikan).
Ide ini telah dirintis oleh Mendiknas September 2006, saat muncul rencana membeli hak cipta buku kepada penerbit agar buku dapat disebarkan dengan murah karena hak ciptanya telah dibeli oleh pemerintah. Saat ini telah tercapai total BSE 407 buku.

BSE sangat praktis karena berupa file yang dapat diunduh (di-download), untuk selanjutnya dicetak, dan bahkan dapat diperjualbelikan kembali secara sah karena royalty untuk pengarang telah dibayar oleh pemerintah. Meskipun belum benar-benar merata secara nasional, BSE ini telah dicakramkan dan disebar, juga disajikan dalam banyak situs internet. (lihat : www.diknas.go.id).

Kehadiran Jardiknas dan BSE merupakan sinyal bahwa kita telah mencapai era digital itu. Komputer, film, Koran, radio, televisi, semua telah online. Kini kita telah benar-benar berada dan akan terus masuk lebih jauh dalam era digital dan komputer, dimana kecepatan keringkasan merupakan bagian yang paling asasi. Digitalisasi yang telah merambah sektor kehidupan termasuk di ranah pendidikan, keilmuan, baik yang berbayar maupun gratis.

Buku Digital diharapkan menjadi media yang membuat kehidupan manusia lebih mudah, sebagaimana semangat teknologi informasi adalah kemudahan, ketermapanan,selanjutnya percepatan. Buku Digital merupakan jawaban bagi kehidupan manusia yang secara naluriah

selalu menginginkan kemudahan, begitulah selanjutnya. Atas dasar itu pulalah, manusia terus berupaya agar ensiklopedi, dan buku-buku referensi lainnya tidak perlu ruangan luas, tetapi cukup dalam sekeping laptop yang bobotnya kurang dari 2 kg.

Dari uraian tersebut di atas, kiranya Perpustakaan Pendidikan adalah pilihan bijak dalam memanfaatkan internet untuk dunia pendidikan. Sehingga penerapan Undang-Undang No. 11, Tahun 2008 Tentang ITE (Informasi dan Transaksi Elektronik) khususnya tentang keharusan memblokir situs-situs terlarang dan situs-situs porno dapat dilakukan secara optimal.

Sistem digitalisasi perpustakaan (digital library) adalah suatu perpustakaan yang dapat menyimpan data baik berupa buku, gambar, audio, maupun visual, dalam bentuk file elektronik dan didistribusikan melalui digital computer.

Saat ini telah banyak program paket software untuk otomasi perpustakaan seperti Software Athenaeum Light 8,5.
Yang perlu diingat bahwa Perpustakaan Pendidikan masih memiliki buku-buku pustaka yang berjajar pada rak. Bagaimanapun informasi dan ilmu pe-ngetahuan berupa buku-buku pustaka saat ini masih dianggap kolaboratif, interaktif, dan masih up to date.
Wallahu a’lam

Saiful Hadi, dkk., Pimpinan Daerah PARTAI MATAHARI BANGSA (PMB) Kota Pasuruan

Selasa, 03 Maret 2009

LOBI YAHUDI DAN LIBERALISME DI INDONESIA

Monday, 23 February 2009 08:32
Melalui lembaga bernama LibForAll, Yahudi menanamkan lobi dan menyebarkan paham liberalisme di Indonesia. Catatan Akhir Pekan [CAP] Adian Husaini ke 257

Oleh : Adian Husaini

Sekali waktu, tengoklah situs www.libforall.org. Banyak informasi tentang pemikiran dan gerakan liberalisasi yang bisa kita petik dari situs satu lembaga yang secara terbuka mengusung nama "liberal untuk semua" ini. Jumat pagi (20/2/2009), situs ini masih memampang catatan prestasi LibForAll dalam menjalankan misinya di Indonesia. Berbeda dengan sejumlah lembaga pendukung Yahudi dan Israel lainnya, organisasi ini pun tidak segan-segan dan malu-malu untuk menunjukkan dukungannya kepada Israel. Berbagai aktivitas dilakukan untuk membuat membangun gambaran positif tentang negara Zionis Israel.

Disebutkan dalam situsnya, pada 12 Juni 2007, LibforAll menyelenggarakan konferensi keagamaan di Bali, yang disebutnya sebagai "a historic religious summit in Bali". Konferensi ini dibuat dengan tujuan menegaskan terjadinya peristiwa holocaust (pembantaian terhadap Yahudi di Eropa), mempromosikan toleransi beragama, dan menyingkirkan ideologi kebencian.

Pelaksana Konferensi adalah organisasi bernama Simon Wiesenthal Center yang merupakan partner LibForAll. Acara dibuka oleh pidato mantan Presiden RI Abdurrahman Wahid yang isinya mengecam keras penolakan terhadap peristiwa holocaust. LibForAll menulis, bahwa acara itu diliput ratusan media di berbagai penjuru dunia. Pesan yang disampaikan kepada dunia jelas, bahwa sebagai satu negara Muslim terbesar di dunia, Indonesia menolak pemikiran-pemikiran yang mendiskreditkan Yahudi dan Israel.

Peristiwa holocaust memang menjadi salah satu tonggak penting berdirinya negara Israel. Selama puluhan tahun, kaum Yahudi berusaha keras untuk mencitrakan dirinya sebagai kaum tertindas. Masalahnya, masalah itu masih tetap terselimuti kabut tebal, yang pelan-pelan mulai terkuak. Seorang pastor Katolik, Richard Williamson, pada Januari 2009, membuat tindakan yang mengejutkan dengan menyatakan, bahwa korban Yahudi di Tangan Nazi hanya sekitar 200.000-300.000 orang, dan bukan 6 juta seperti klaim Yahudi selama ini. Ia juga membantah adanya kamar gas untuk membantai kaum Yahudi tersebut.

Seorang cendekiawan Yahudi, Norman G. Finkelstein membongkar praktik-praktik bisnis holocaust melalui bukunya, The Holocaust Industry (2000). Meskipun keluarganya menjadi korban Nazi, tapi Finkelstein berani memaparkan konspirasi seputar Holocaust. Kaum Yahudi mengeruk keuntungan yang luar biasa dari bisnis holocaust ini. Selama ini, Holocaust menjadi barang suci yang tidak boleh disentuh. Padahal, bukti-bukti sejarah menunjukkan, angka 6 juta orang sangat sulit dibuktikan dalam sejarah. Banyak cerita-cerita palsu seputar Holocaust yang selama ini disampaikan di publik, terutama kepada masyarakat Amerika Serikat.

Ketika misteri Holocaust makin terkuak di dunia internasional, justru di Indonesia, kelompok LibForAll dapat menggelar satu Konferensi yang mendukung klaim kaum Zionis atas Holocaust. Tentu, bagi Israel, ini prestasi yang membanggakan. Apalagi, pada bulan Desember 2007, LibForAll juga memberangkatkan lima orang Indonesia ke Israel. Situs harian Jerusalem Post pada 8 Desember 2007 menurunkan sebuah berita berjudul Indonesian "Peace Delegation Meet With Peres" (Delegasi Perdamaian dari Indonesia Temui Shimon Peres). LibForAll sangat membanggakan kedatangan delegasi Indonesia yang keberangkatannya juga diatur oleh Simon Wiesenthal Center. Karena itulah, mereka diberi kesempatan istimewa untuk bertemu langsung dengan Presiden Israel, Shimon Peres.

Melalui LibForAll, lobi-lobi Israel di Indonesia terus dijalankan. Sesuai dengan namanya, organisasi ini sangat aktif dalam melakukan proses liberalisasi pemikiran Islam. Dua organisasi Islam terbesar menjadi sasaran utama, yaitu NU dan Muhammadiyah. Situs LibForAll berisi banyak foto kegiatan yang melibatkan tokoh-tokoh kedua organisasi tersebut. Tentu ini adalah upaya propaganda LibForAll yang ingin membangun citra, seolah-olah mereka sudah berhasil 'menguasai' dan 'mengatur' kedua organisasi Islam tersebut.

Kita memahami bentuk propaganda model LibForAll ini. Padahal, faktanya, baik di tubuh NU maupun Muhammadiyah, resistensi terhadap Yahudi dan Israel sangatlah tinggi. Apalagi, setelah pembantaian ribuan warga Gaza oleh Israel, citra Israel sebagai negara biadab semakin tertanam secara mendalam pada benak umat Islam Indonesia. Namun, LibForAll, melalui situsnya, terus membanggakan kisah suksesnya dalam menanamkan lobi Yahudi dan menyebarkan paham liberalisme di Indonesia.

Salah seorang yang dibangga-banggakan oleh LibForAll adalah yaitu Prof. Dr. Abdul Munir Mulkhan, penasehat LibForAll yang juga guru besar UIN Yogya. Dalam situsnya, LibForAll menulis peran penting Munir Mulkhan dalam memberantas ekstrimisme di Muhammadiyah. Prestasi Munir dalam menolak ekstrimisme dan menjauhkan Muhammadiyah dari partai politik Islam, khususnya PKS, disebut sebagai sebuah prestasi besar ( a landmark achievement). PKS disebut identik dengan Hamas dan berafiliasi dengan kelompok radikal Ikhwanul Muslimin. LibForAll menulis:

"The new year arrived on the heels of a landmark achievement by LibForAll Advisor and Senior Fellow Dr. Abdul Munir Mulkhan (former Vice Secretary of the Muhammadiyah, the world's second-largest Muslim organization, with 30 million members). After a year-long campaign, Dr. Munir succeeded in mobilizing his organization to officially reject extremism and distance itself from Islamist political parties, which have penetrated the Muhammadiyah through the so-called "Tarbiyah," or Islamic Education, movement. The heavily-funded group thus rejected, the PKS, is the Indonesian political equivalent of Hamas, and is affiliated with the radical Muslim Brotherhood."

Prestasi Munir Mulkhan ini ditulis juga dalam sebuah artikel di Wall Street Jornal (10/4/2007) berjudul "The Exorcist: An Indonesian man seeks "to create an Islam that will make people smile" oleh Bret Stephens. Prof. Abdul Munir Mulkhan dikenal sebagai aktivis lintas agama yang memang sangat liberal. Ia sangat terobsesi untuk meletakkan nilai-nilai kemanusiaan universal di atas ajaran-ajaran agama yang ada.

Sekedar contoh, simaklah isi sebuah buku karya Prof. Abdul Munir Mulkhan berjudul Kesalehan Multikultural (2005) diterbitkan oleh Pusat Studi Agama dan Peradaban (PSAP) Muhammadiyah. Dalam buku ini, secara tegas Munir menolak Pendidikan Tauhid seperti yang dipahami kaum Muslim selama ini. Sebagai gantinya, dia mengajukan gagasan 'Pendidikan Islam Multikultural'. Munir menulis:

"Jika tetap teguh pada rumusan tujuan pendidikan (agama) Islam dan tauhid yang sudah ada, makna fungsional dan rumusan itu perlu dikaji ulang dan dikembangkan lebih substantif. Dengan demikian diperoleh suatu rumusan bahwa Tuhan dan ajaran atau kebenaran yang satu yang diyakini pemeluk Islam itu bersifat universal. Karena itu, Tuhan dan ajaran-Nya serta kebenaran yang satu itu mungkin juga diperoleh pemeluk agama lain dan rumusan konseptual yang berbeda. Konsekuensi dari rumusan di atas ialah bahwa Tuhannya pemeluk agama lain, sebenarnya itulah Tuhan Allah yang dimaksud dan diyakini pemeluk Islam. Kebenaran ajaran Tuhan yang diyakini pemeluk agama lain itu pula sebenarnya yang merupakan kebenaran yang diyakini oleh pemeluk Islam." (hal. 182-183).

Konsepsi seperti itu adalah melihat masalah keagamaan dengan sudut pandang humanisme. Bukan sudut pandang Kristen, Yahudi, Islam, atau agama-agama lain. Bagi Islam, jelas bukan begitu cara memandang Tuhan dan agama-agama yang ada. Nabi Muhammad saw diutus untuk menjernihkan berbagai ajaran para nabi yang sudah diselewengkan oleh kaum Yahudi. (QS 2:75, 2:79). Berbagai tindakan syirik juga mendapatkan kecaman keras dalam al-Quran. Kurang jelas apakah pandangan Tauhid Islam selama ini? Mengapa Prof. Munir Mulkhan sampai berani mengusulkan agar pendidikan Tauhid Islam itu diubah konsepnya? Aneh juga, oleh PSAP, Munir dijuluki sebagai salah satu "Begawan Muhammadiyah", sehingga penerbitan buku ini ditulis sebagai "Seri Begawan Muhammadiyah."

Berpegang pada konsep kesamaan Tuhan pada semua agama itu, Munir menafikan konsep Tuhan pada masing-masing agama. Dia menulis:

"Bentuk-bentuk ritual yang sakral yang selama ini cenderung lebih "memanjakan" Tuhan dan tidak manusiawi, perlu dikembangkan sehingga menjadi ritus-ritus kultural yang sosiologis dan humanis. Tuhan yang Maha Tunggal itu adalah Tuhan yang diyakini pemeluk semua agama di dalam beragam nama dan sebutan. Surga dan penyelamatan Tuhan itu adalah surga dan penyelamatan bagi semua orang di semua zaman dalam beragam agama, beragam suku bangsa dan beragam paham keagamaan. Melalui cara ini, kehadiran Nabi Isa a.s. atau Yesus, Muhammad saw, Buddha Gautama, Konfusius, atau pun nabi dan rasul agama-agama lain, mungkin menjadi lebih bermakna bagi dunia dan sejarah kemanusiaan... Tuhan semua agama pun mungkin begitu kecewa melihat manusia menggunakan diri Tuhan itu untuk suatu maksud meniadakan manusia lain hanya karena berbeda pemahaman keagamaannya." (hal. 190).

Lihatlah, ketika bicara tentang Tuhan, Munir hanya menggunakan fantasinya. Padahal, dia sendiri tidak paham akan Tuhan. Dia mengharuskan Tuhan untuk mengikuti logikanya sendiri. Seolah-olah, dialah yang mengatur Tuhan. Padahal, sebagai orang yang mengaku Muslim, harusnya dia merujuk kepada konsep-konsep yang dibawa oleh utusan Allah, Nabi Muhammad saw. Karena dialah yang mendapatkan mandat dari Allah untuk menjelaskan siapa Allah dan bagaimana cara menyembah-Nya. Karena itulah, Nabi Muhammad saw mengajak kaum Musyrik Arab untuk beriman kepadanya dan menjauhi dosa syirik. Amat sangat jelas, apa misi Nabi Muhammad saw dan misi semua Nabi, yaitu untuk mengajak manusia agar jangan menyembah tuhan selain Allah (QS 16:36).

Jadi, konsep pendidikan agama Multikulturalisme yang dibawakan oleh Munir Mulkhan memang sangat bermasalah. Tapi, laksana virus, paham ini pun disebarkan oleh berbagai kalangan. Sebagian sudah mulai melangkah lebih jauh lagi dengan mengajukan konsep "Pendidikan Agama Berwawasan Multikultural". Itulah judul sebuah buku yang ditulis seorang dosen di salah satu Perguruan Tinggi Islam di Jawa Tengah, yang diberi kata pengantar oleh Prof. Dr. Azyumardi Azra.

Misi buku ini juga sejalan dengan misi Free Mason, yaitu menghapus pemisah antar manusia: "Sebagai risalah profetik, Islam pada intinya adalah seruan pada semua umat manusia, termasuk mereka para pengikut agama-agama, menuju satu cita-cita bersama kesatuan kemanusiaan (unity of mankind) tanpa membedakan ras, warna kulit, etnik, kebudayaan, dan agama." (hal. 45).

Selain Munir Mulkhan, intelektual lain yang dibangga-banggakan oleh LibForAll untuk melakukan proses liberalisasi di Indonesia adalah Prof. Nasr Hamid Abu Zaid. Mulai 2007, LibForAll membuat sebuah proyek Tafsir Al-Quran yang dipimpin Abu Zaid, yang juga penasehat LibForAll, sebagaimana Munir Mulkhan. Tafsir ini akan menggunakan metode modern yang menolak metode panafsiran literal dan membuang pemikiran-pemikiran ekstrimisme. Ditulis di situsnya, bahwa Tafsir ini akan dikerjakan oleh sarjana-sarjana Quran terkemuka di dunia dari Asia Tenggara, Asia Selatan, dan Timur Tengah. Tafsir Al-Quran ini nanti diharapkan dapat menjadi jembatan bagi kaum Muslim untuk menjembatani antara tradisi Islam dengan nilai-nilai kebebasan (freedom), kesetaraan, Hak Asasi Manusia, demokrasi, dan globalisasi.

Situs LibForAll juga memberikan perhatian khusus kepada kasus yang menimpa Abu Zaid pada bulan November 2007. Ketika itu, Abu Zaid gagal menghadiri acara Annual Conference on Islamic Studies di Riau dan juga satu seminar internasional di Malang. Oleh LibForAll, pihak-pihak yang menolak pemikiran Abu Zaid dicap sebagai kaum ekstrimis.

Sebuah prestasi lain yang dibanggakan oleh LibForAll di Indonesia adalah diterbitkannya buku berjudul 13 Abad Eksistensi Islam di Bumi Nusantara, pada Januari 2007. Buku ini dieditori oleh aktivis LibForAll, Ahmad Gaus dan Rektor UIN Jakarta Prof. Dr. Komaruddin Hidayat. Peluncuran buku ini berlangsung besar-besaran. Di situs LibForAll, ditampilkan tokoh-tokoh yang menghadiri acara tersebut, seperti Abdurrahman Wahid, Din Syamsuddin, dan Azyumardi Azra yang juga penasehat LibForAll.

Menyimak kiprah LibForAll di Indonesia, tampak bagaimana mereka menggunakan kekuatan dana yang sangat besar untuk membangun citra positif Israel di Indonesia. Dengan alasan memerangi ekstrimisme di kalangan Muslim, LibForAll juga berhasil menggaet kalangan elite Muslim untuk mendukung upaya liberalisasi Islam di Indonesia. Sebenarnya, jika dipikirkan, inilah politik belah bambu yang sejak dulu diterapkan oleh penjajah kepada umat Islam. Sebagian disanjung-sanjung dan diberi kenikmatan duniawi, sebagian lain diinjak dan dimaki-maki sebagai kaum ekstrimis.

Melalui berbagai kiprah dan opini yang dibangunnya, tampak LibForAll hanya memberikan pilihan kepada kita: berteman dengan Shimon Peres atau Hamas. Jika berteman dengan Peres, akan diberi julukan mulia sebagai "penyebar perdamaian". Jika berteman dengan Hamas, akan segera mendapatkan cap " ekstrimis". Silakan pilih! [Depok, 20 Februari 2009/www.hidayatullah.com]

Catatan Akhir Pekan [CAP] adalah kerjasama antara Radio Dakta 107 FM dan www.hidayatullah.com